Wizards
IS OFFLINE
Years
Old
STR
8
DEX
12
CON
14
INT
15
WIS
15
CHA
10
53 POSTS & 0 LIKES
House:
Hufflepuff
APPEARANCE
He looks like someone who become a soldier in a second world war from the German side, Aryan.
|
Post by Rhys Kelly on Jan 15, 2022 8:20:20 GMT 7
Matahari masih terang benderang walaupun waktu sudah menunjukan pukul sembilan malam. Sungguh, kata malam di musim panas tidak sesuai dengan kenyataannya. Rhys beraparate dari kediaman keluarganya di Dean Village menuju Holyrood Park, sebuah moda transportasi favourite nya walaupun keluarga jelas-jelas menentang karena mengurangi keabsahan ritual pagan mereka.
Dari lima anggota keluarga Kelly, dengan kepala keluarga yang merupakan sosok Druid terhormat untuk para pengikutnya. Rhys satu-satunya yang memiliki pendidikan sihir formal. Salah satu adiknya jelas-jelas tidak akan masuk Hogwarts meskipun memiliki sihir tidak sama dengan apa yang diajarkan, lagi pula tidak ada burung hantu yang menyapa seperti saat dirinya mendapatkan surat pertamanya. Adiknya yang satu lagi kemungkinan bisa mengikuti jejak langkahnya, tapi masih bertahun-tahun lamanya.
Keluarganya sudah berada di Saint Anthony's Chapel, sebuah gereja kecil yang berada di pinggir point tertinggi menuju Arthur Seat. Bongkahan bangunan yang dulunya merupakan gereja pada zaman medieval, kini digunakan pagan demi berdoa dan melafalkan puja-puja pada Brighid.
Ada banyak persembahan di sana. Sebuah wadah dimana berisi token persembahan seperti mince pie dari ibunya, boneka rajut dari salah satu adiknya, dan Rhys menaruh pena bulu yang sudah tidak terpakai di sana. Mereka pun berdoa dengan tujuan yang berbeda-beda, ia sendiri tidak tahu apa yang dirinya tahu hanya doa yang ia panjatkan demi kesehatan dan kemakmuran keluarganya.
“Kau ikut ke atas?”
Arthur seat? Tanpa basa-basi ia menggeleng kepala. Terlalu malas menanjak dan kali ini tampak banyak sekali turis dari Inggris mencoba ke tempat yang sama untuk menyaksikan matahari terbenam. Memang kurang afdol rasanya tidak melanjutkan perjalanan, tapi toh ia juga menggunakan sihir formal untuk berpindah tempat.
Sisi chapel selalu menjadi yang paling sepi, kadang ada satu dua turis yang awalnya bersemangat namun begitu yang ditemukan hanya runtuhan bangunan, mereka memilih untuk angkat kaki cepat-cepat. Sementara Rhys memilih duduk sambil memandangi reruntuhan tersebut dengan sesembahan di kaki bangunan.
“Aku tidak akan mengambil barang tersebut, kalau aku jadi kau.”
Ada sosok yang hendak mengambil token keluarganya. Rhys mengerti, melihat barang domestik di tempat tidak terduga memang buat orang bertanya-tanya. “Kau tidak ingin buat marah Brighid.”
Ini tahun seribu sembilan ratus enam puluh tujuh, entah orang jenis apa (selain keluarga Kelly dan sesama pengikutnya yang kini jumlahnya bisa diingat dalam kepala) yang masih tahu tentang keberadaan Brighid.
Silahkan, silahkan. tl;dr: Lokasi di Holypark Edinburgh / Arthur's seat. Waktu: 9PM/summer british time matahari masih tinggi, mulai magribnya jam 9:30an. Maafkan panjang, tapi selanjutnya gak bakalan sepanjang ini kok — keknya ehe
never pray to the gods that answer after dark
|
|
Wizards
IS OFFLINE
Years
Old
STR
10
DEX
8
CON
15
INT
13
WIS
16
CHA
12
23 POSTS & 0 LIKES
House:
Hufflepuff
APPEARANCE
Wood-toned hair, hickory-brown eyes, slender, look a little bit clumsy but properly dressed.
|
Post by Sean Spade on Jan 15, 2022 11:22:25 GMT 7
Enam ratus enam puluh lima ribu kilometer dari London adalah jarak terjauh yang pernah Sean tempuh untuk menemui seorang klien. Klien ini adalah teman dekat ayahnya, koresponden yang sama-sama bergerak di bidang pengembangan ajaran Katolik bagi para penyihir di Britania Raya, dan dia meminta bantuan Sean untuk melakukan sedikit ramalan daun teh guna memprediksi perkembangan gerakan mereka di wilayah utara. Sean Spade mengambil tawaran pekerjaan ini hanya karena ia menghormati ayahnya dan ingin menuruti perintahnya (meskipun ia juga diberi kompensasi dari yayasan yang jumlahnya fantastis). Singkat cerita, quest dengan kontrak tiga hari ini telah berakhir dan Sean memutuskan untuk berkeliling ke beberapa tempat di Edinburgh sebelum kembali ke London.
Aparasi berkali-kali membuatnya pegal, sungguh.
Jam yang tersedia di lingkungan publik menunjukkan pukul sembilan malam ketika Sean berjalan santai di Holypark dengan reruntuhan Kapel St. Anthony menjadi lanskapnya. Sean mengira bahwa kapel ini berbentuk seperti gereja atau katedral pada umumnya, tetapi yang dijumpainya adalah reruntuhan bangunan historis yang tampak berusia ratusan tahun. Meskipun kondisinya tidak sesuai ekspektasi, Sean (seperti halnya para turis lain yang sangat bersemangat untuk menjelajah) terus berkeliling dan mencoba membayangkan kemegahan dan fungsi dari gereja ini pada masanya.
Sean Spade berhenti ketika melihat sesembahan yang diletakkan di kaki bangunan. Sesembahan itu tentu bukan bagian dari masa lampau, menegaskan bahwa reruntuhan kapel ini masih digunakan sampai sekarang. Sean berjalan mendekat. Sesembahan itu terdiri dari berbagai barang: mince pie, pena bulu, dan bahkan boneka rajut. Sean berlutut di depan sesembahan itu, hendak mengambil boneka rajut untuk ia amati lebih dekat ketika seseorang menegurnya untuk tidak mengambil barang-barang itu.
Akan membuat marah Brighid, katanya.
"Oh, maaf," jawab Sean. Ia mundur beberapa langkah dengan cepat. "Aku tidak tahu bahwa barang-barang itu adalah milik... atau untuk Brighid?" kata Sean yang kini mengamati sesosok pemuda yang tadi menegurnya.
Tampak familiar. Rhys Kelly?
Ia tidak yakin.
 The truth is somewhere beyond the veil.
Sean Spade was born in 1947, attending Hogwarts in 1958 and was sorted into the house of Hufflepuff. After completing the study, he continued to deepen his knowledge of divination, specifically in the art of tea-cup reading. [484d52]
(Note: Open for any plots via messages or twitter @thespade_rpf!)
|
|
Wizards
IS OFFLINE
Years
Old
STR
8
DEX
12
CON
14
INT
15
WIS
15
CHA
10
53 POSTS & 0 LIKES
House:
Hufflepuff
APPEARANCE
He looks like someone who become a soldier in a second world war from the German side, Aryan.
|
Post by Rhys Kelly on Jan 15, 2022 18:23:20 GMT 7
Begitu ia melihat sosok tersebut, penyihir menjadi kata pertama yang teringat. Mungkin saja karena postur, atau gerak, atau mungkin bulu yang tetiba melayang di dekat wajah sosok tersebut.
Oh, wajahnya tidak asing.
Kepala Rhys menggeleng, menyadari kebodohan diri sendiri. Bagaimana terasa asing, selama ia berada di Hogwarts wajah itu sudah dilihatnya semenjak duduk di bangku yang sama pada deretan asrama Hufflepuff. Seingatnya, mereka tidak saling bersinggungan. Bagaimana bisa, ia sendiri jarang bersinggungan dengan yang seangkatan ini lagi yang lebih senior, dua tahun pula jaraknya.
“Aku juga tidak berekspektasi ada yang masih mengenal beliau selain kaum kami.” Senyumnya terbentuk manis melihat wajah tidak asing namun tidak juga dari golongan yang sama dengan keluarganya. “Halo Spade, sudah lama tidak bertemu. Dua tahun?”
Belum lama yang jelas. Rhys sendiri masih terbilang baru saja lulus dari Hogwarts sebelum akhirnya kedapatan pekerjaan sebagai catrik menuju mediwizard. Sepasang iris biru terang menatap persembahan sebelum akhirnya kembali ke arah senior akademisnya.
“Tidak semua sihir berpusat pada sekolah, kau tahu ada sihir yang datang dari dewa dewi yang kalau kau bersih sesembahan mereka akan mengabulkan keinginanmu?” Dirinya sendiri masih jalan sembilan belas tahun, belum tahu betul dengan apapun yang terjadi di dunia. Masih bergerak dengan pengaruh sekitar, apalagi dari orang tua. “Oh—” ucapnya cepat-cepat.
“Tapi aku tidak membicarakan abrahamic, dewa versi mereka terlalu membosankan.”
never pray to the gods that answer after dark
|
|
Wizards
IS OFFLINE
Years
Old
STR
10
DEX
8
CON
15
INT
13
WIS
16
CHA
12
23 POSTS & 0 LIKES
House:
Hufflepuff
APPEARANCE
Wood-toned hair, hickory-brown eyes, slender, look a little bit clumsy but properly dressed.
|
Post by Sean Spade on Jan 15, 2022 22:44:34 GMT 7
Ternyata memang benar pemuda itu adalah Rhys Kelly. Kedua alis Sean terangkat, what a coincidence, ia pikir perjalanan wisata hari ini akan ia jalani sendiri. Fakta bahwa saat ini ia bertemu dengan Rhys justru membuatnya berpikir keras selama dulu ia di Hogwarts. Dan sejauh ingatannya, ia hampir tidak pernah bersinggungan dengan Rhys Kelly selain melihat dari jauh atau sekedar melihatnya duduk di ruang rekreasi Hufflepuff. Maka, ketika Rhys mengatakan bahwa tidak banyak orang yang tahu tentang Brighid selain kaumnya, rasa penasaran Sean Spade muncul.
"Halo. I know it's you!" bibirnya tersenyum lebar kepada Rhys Kelly. "Dua tahun lebih, mungkin?"
Selama dua tahun setelah Sean lulus, ia bertolak ke Swiss, mendalami ilmu tasseomancy bersama salah satu peramal di sana. Baginya dua tahun terasa cukup lama. Dua tahun itu masih ditambah dengan tahun terakhirnya di Hogwarts yang minim sosialisasi. Semua terfokus pada ujian akhir sampai-sampai lupa menyadari bahwa dunia sihir setelah kelulusan adalah dunia yang jauh lebih tidak nyaman.
"Pengetahuanku sangat minim soal itu. Tetapi, yeah, kurasa ada beberapa aliran kepercayaan selain yang kupahami saat ini," kedua mata cokelatnya bergerak kembali, melihat sesembahan yang sekarang ia yakini sebagai sarana orang-orang untuk memohon kepada dewanya. Bagi mereka yang percaya. Dan mungkin juga, Rhys Kelly adalah salah satu bagian dari orang-orang yang menaruh sesembahan di bawah reruntuhan kapel ini. "What are you? To which gods do you send your prayers?" ucap Sean hati-hati.
Sean melanjutkan, "Aku bisa menceritakan banyak sekali hal tentang abrahamic. Ayahku selalu menceritakan kisah-kisah dari kitab suci sebagai pengantar tidur." Yang tentunya membuat Sean tertidur dengan cepat. "Membuka wawasan dan mengenali dewa-dewa yang lain terdengar menarik, Kelly."
The truth is somewhere beyond the veil.
Sean Spade was born in 1947, attending Hogwarts in 1958 and was sorted into the house of Hufflepuff. After completing the study, he continued to deepen his knowledge of divination, specifically in the art of tea-cup reading. [484d52]
(Note: Open for any plots via messages or twitter @thespade_rpf!)
|
|
Wizards
IS OFFLINE
Years
Old
STR
8
DEX
12
CON
14
INT
15
WIS
15
CHA
10
53 POSTS & 0 LIKES
House:
Hufflepuff
APPEARANCE
He looks like someone who become a soldier in a second world war from the German side, Aryan.
|
Post by Rhys Kelly on Jan 16, 2022 16:42:39 GMT 7
Kepalanya mengangguk saat Spade mengkonfirmasi dua tahun lebih sudah mereka tidak saling berjumpa. Dua tahun, terkesan begitu lama namun sungguh, bahkan untuk Rhys, dua tahun tidak terasa. Lagi pula begitu ia selesai dengan OWL, sibuklah isi kepala dengan ujian NEWT.
Kali ini mereka berdua tidak lagi berseragam dengan aksen warna kuning yang melambangkan asrama mereka. Tidak lagi ada buku dalam pelukan Rhys dan bergegas menuju perpustakaan sebelum jam malam tiba. Hanya dua pemuda yang satu sudah dewasa sementara satunya beranjak dewasa, mengenakan pakaian bebas seperti sedang reuni. Anggap saja reuni dadakan.
Rhys tertawa, pelan seperti seakan hanya menghembuskan napas saat Spade mengamati persembahan untuk Bridhid, kepalanya mengangguk untuk pertanyaan pertama dan mulutnya terbuka untuk pertanyaan selanjutnya.
“Brighid, sudah memasuki bulan Hazel untuk kami. Bulan yang baik untuk segala pekerjaan yang menggunakan kebijakan, pengetahuan, atau bahkan ramalan.” Alisnya meninggi, isi kepalanya seakan teringat sesuatu. “Di sekolah bukannya kau tertarik dengan ramalan, masih?”
Karena sesungguhnya Rhys masih terkagum dengan bidang tersebut. Banyak yang bilang ramalan tidak menghasilkan uang dibanding bekerja di kementrian atau St. Mungo seperti dirinya, namun Rhys sendiri tidak begitu mengerti. Orang tuanya walaupun bisa dianggap penyihir tidak sama dengan penyihir yang banyak diketahui di sekolah.
“Orang-orang mengatakan apa yang kami lakukan adalah pagan, sebuah kepercayaan yang bahkan tidak banyak rekam jejaknya sampai akhirnya Presbyterianism datang ke Scotland.”
Untuk sosok yang tidak teredukasi secara formal, Rhys memiliki ketertarikan khusus dengan kepercayaan. Apalagi yang dianutnya hampir hilang ditelan kepercayaan modern bahkan gaya hidup sekularisme. “Aku tidak membenci kepercayaan abrahamic, tapi menurut Dante pagan yang berbudi luhur sekali pun akan masuk neraka karena tidak dibaptis. Menurut kepercayaan mereka, manusia baik kalau tidak percaya dengan tuhannya akan menjadi penghuni limbo, orang-orang yang terbuang. Rasanya tidak adil.” Ada gemuruh dalam dadanya, namun Rhys sendiri tidak begitu mengerti dengan konsep transaksi amal dan ganjaran.
“Kau memeluk kepercayaan, Spade?”
never pray to the gods that answer after dark
|
|
Wizards
IS OFFLINE
Years
Old
STR
10
DEX
8
CON
15
INT
13
WIS
16
CHA
12
23 POSTS & 0 LIKES
House:
Hufflepuff
APPEARANCE
Wood-toned hair, hickory-brown eyes, slender, look a little bit clumsy but properly dressed.
|
Post by Sean Spade on Jan 25, 2022 10:57:06 GMT 7
"Masih," jawab Sean Spade dengan nada sedikit terkejut. Ia setengah tidak percaya bahwa ketertarikannya terhadap ramalan sampai ke telinga Rhys Kelly. "Aku sudah dua tahun belajar tentang ramalan daun teh, dan hal ini yang membawaku sampai ke Edinburgh," dan mungkin saja ini terdengar konyol, "Tanpa tasseomancy, kemungkinan aku sampai di sini sangatlah kecil, Kelly." Karena sebenarnya Sean Spade bukanlah seorang petualang. Atau seorang cendekia yang penasaran tentang semua hal. Ketika ilmu meramal dengan daun teh menggugah rasa penasarannya bertahun-tahun silam, tidak ada alasan untuk membiarkannya lewat begitu saja.
Sean berdiri, kini matanya tertuju pada sosok Rhys Kelly yang ada di depannya. "Pagan," ujar Sean pelan merepetisi. Ia diam dan mendengarkan pemuda itu mengeluarkan pendapatnya tentang kepercayaan abrahamic. Mengutarakan bahwa mereka yang tidak dibaptis akan masuk ke dalam limbo dan menjadi bagian dari mereka yang terbuang. Sean bisa merasakan ada perasaan negatif yang keluar dari ucapan Rhys Kelly, yang menjadikan malam hari menjadi lebih kelam meskipun gelap belum bertahta.
Dan matahari masih bergulir lembut, terus ke ujung barat.
Sean mengangguk singkat untuk menjawab pertanyaan Rhys Kelly. "Aku menganut ajaran Katolik. Mengikuti kedua orang tuaku." Isi kepalanya mendadak dipenuhi oleh kenangan-kenangan tentang upacara keagamaannya. Berikut homili, renungan, ajaran, dan larangan yang menyertainya. Dahinya mengernyit. "Seingatku, ajaran yang kuanut saat ini menyebutkan bahwa keselamatan juga ada bagi mereka yang berada di luar gereja. Jadi, menurutku, kepercayaan apapun tidak menjadi masalah jika kehidupanmu di dunia kau lakukan dengan penuh kebaikan," kali ini ia tidak percaya dengan ucapannya sendiri. Terdengar naif dan seperti seorang santo saja. "Mungkin abrahamic yang lain tidak mengajarkan hal yang sama."
Pembicaraan ini tidak membuat Sean nyaman. Sesungguhnya ia ingin sekali membahas tentang Brighid dan kaitannya dengan ramalan.
The truth is somewhere beyond the veil.
Sean Spade was born in 1947, attending Hogwarts in 1958 and was sorted into the house of Hufflepuff. After completing the study, he continued to deepen his knowledge of divination, specifically in the art of tea-cup reading. [484d52]
(Note: Open for any plots via messages or twitter @thespade_rpf!)
|
|
Wizards
IS OFFLINE
Years
Old
STR
8
DEX
12
CON
14
INT
15
WIS
15
CHA
10
53 POSTS & 0 LIKES
House:
Hufflepuff
APPEARANCE
He looks like someone who become a soldier in a second world war from the German side, Aryan.
|
Post by Rhys Kelly on Jan 30, 2022 8:15:52 GMT 7
Tanpa ramalan tidak mungkin Spade bisa berada di Edinburgh. Tidak mungkin? Kening Rhys berkerut karena jelas sekali ia tengah kebingungan menelaah apa ada kalimat tersirat di dalamnya. Sesungguhnya, untuk melancong ke kota Edinburgh bisa saja dilakukan dengan aparasi, tentu harus beberapa kali mengingat betapa terbatasnya. Mungkin, bisa saja dengan bubuk floo, atau kali saja ada portkey. Moda transportasi begitu banyak caranya, hingga ia bingung mungkin yang dimaksud Spade tidak secara harfiah.
Namun begitu, senyumnya terbentuk. Tangan memeluk diri sendiri dari terpaan angin sementara kepalanya bersandar tepat di atasnya, ia mengangguk saat Spade mencoba mengkonfirmasi apa yang baru saja didengar.
Pagan.
Celtic, untuk beberapa orang. Masih sering ditemui druid atau bard dari Irlandia yang benar-benar menjalani hidup sesuai dengan pendahulunya, untuk Skotlandia sendiri tidak sama besar. Bibirnya terbuka walaupun tidak ada kata yang keluar saat Spade bercerita tentang agama katolik yang dianutnya.
Meskipun tidak asing, jarang ia bertemu dengan katolik. Di negara tempat didirikannya The Church of England, tidak terkejut ia lebih sering bertemu dengan mereka yang Anglikan. Kalimat Spade dengan ajarannya ingin sekali ia bantah, namun Rhys sendiri tidak terlalu hafal dengan petuah dari Alighieri.
“Spade, kau ingat tidak diangkat ku ada murid yang diseleksi Slytherin tapi ternyata dia muggleborn?”
Kepalanya teringat kembali dengan sebuah bab di journal yang kini ada di dalam saku celananya. Sebuah bab yang mengatakan Pickering merupakan bayi yang ditunggu-tunggu oleh orang tuanya yang sudah mulai tua, hidup dengan ajaran Orthodox jauh dari ajaran Anglikan, dan akhirnya malah menjadi penyihir — Slytherin.
“Hmmm…” Rhys tengah berpikir haruskah ia membawa Pickering dalam pembicaraan? “Tidak jadi, lupakan, aku hanya heran ada muggleborn yang masuk ke Slytherin. Orang tuamu bagaimana pas mereka tahu kau penyihir?”
Katolik bukannya menolak sihir?
never pray to the gods that answer after dark
|
|
icon in the bottom right bar (may not be applicable if you're on Forums.net), or you can disable the welcome window and/or the icon by going to Plugins > Manage > Custom Mini-Profile Creator and changing the Show Help option.
