[P] Repressed, Rebels

Telunjuknya diacungkan di hadapan pemuda Han ketika pemuda itu datang.

“Minggu ini giliranmu pilih tempat.”

Sebagai teman satu almamater, Louis Freust sudah mengenal Ezra Han selama tujuh tahun lamanya. Granted, dua tahun awal mereka tidak mulus mulus amat karena apalah yang bocah Slytherin dan Gryffindor lakukan kalau tidak berselisih satu sama lain tanpa alasan yang jelas. Baru ketika di tahun keempat dan seterusnya mereka menjalin persahabatan yang semakin erat semakin ke sini. Termasuk menciptakan ritual untuk memilih restoran, kafe, pub atau apapun untuk makan malam mereka.

Awalnya semacam kompromi atas kebiasaan Louis yang suka rewel kalau keinginannya tidak dituruti, jadi Ezra tidak terus terusan jadi pihak yang mengekor. Lama lama seperti kompetisi siapa yang bisa memilih tempat lebih baik dari minggu lalu, lalu sekarang tak lebih daripada ritual mingguan.

Akhir minggu begini adalah waktu yang cocok untuk melupakan pekerjaan. Louis bisa jadi ambisius atas pekerjaannya, namun Ethan bukan tipe yang akan menggotong bocah itu kemana mana termasuk akhir pekannya. Louis paham, semua orang butuh istirahat. Dan karena kini ia dan Ezra bekerja di bidang yang berbeda (—Dragon Keeper, sangat Ezra sekali), cuma akhir minggu waktu mereka bisa mengejar ketinggalan akan hidup satu sama lain tanpa diganggu siapapun.

(Louis bisa, seenaknya mampir ke tempat kerja Ezra, tapi ia ogah dicaplok naga yang kesal karena pengurusnya lebih banyak ngobrol daripada bekerja.)

“Bawa aku. Bawa aku. Lapar nih.” Mereka masih berada di komunitas sihir, tinggal ketuk tongkat, cari portal floo, apalah. Asal jangan three broomstick, ia sudah muak.



( Ezra Han )