Wizards
IS OFFLINE
Years
Old
PM saja untuk ajakan main
STR
14
DEX
14
CON
12
INT
10
WIS
8
CHA
16
12 POSTS & 0 LIKES
House:
Slytherin
APPEARANCE
petite: 158 cm | jet black hair | silver & misty eyes
|
Post by Matilda Murdoch on Jan 9, 2022 20:05:17 GMT 7
Murdoch Family terdiri atas Grimm, Darkest, Nightingale, Shadow, dan Matilda — satu-satunya perempuan di keluarga yang kesemuanya ‘laki-laki’. Bagaimana cara mereka membesarkan Matilda selama delapan belas tahun masih menjadi pertanyaan besar, sebab kita tahu keempat bersaudara Murdoch tidak memiliki kecakapan sedikitpun untuk membesarkan dan mendidik seorang anak, apalagi anak perempuan semanis Matilda.
Matilda sayang, Matilda malang, sejak kecil ia penasaran apa yang membuat sang ibu membuangnya, tetapi mengingat bagaimana watak Grimm Murdoch yang begitu dominan dan senang main perempuan, tak heran jika ibunya tidak menginginkannya lagi. Bahkan beberapa kali Matilda bertanya siapa ibunya, ayahnya tidak yakin dan tidak mampu memberikan kejelasan saking banyaknya kekasih yang dimiliki oleh Grimm. Bahkan sampai detik ini, sampai sekarang ayahnya tetap tidak menjawab pertanyaannya.
Hanya saja tidak bisa dipungkiri jika Matilda merupakan anak kandung Grimm dan keponakan Murdoch bersaudara. Ia memiliki rambut dan mata para Murdoch yang terkenal dengan rambut hitamnya dan warna mata keperakan dengan lingkaran keemasan di bagian iris terluar. Ciri-ciri mereka terlalu jelas dan ketara. Begitu mudah dikenali. Yang tidak dimiliki Matilda mungkin adalah keberanian dan kenekatan Murdoch, ia jelas tidak dilahirkan menjadi seorang petarung. Ia tidak tertarik menjalani petualangan-petualangan yang dilakukan ayah serta paman-pamannya. Yang diinginkan Matilda hanyalah hidup normal.
Hidup normal…
...yang benar-benar normal...
Tetapi entah kenapa hidupnya tidak bisa secemerlang anggota keluarganya yang lain. Ia bahkan tidak punya cita-cita kecuali bisa hidup menjadi penyihir biasa-biasa saja. Menikah, punya keluarga, dan bahagia. Sayangnya Matilda tidak tahu bagaimana caranya.
Lagi pula hey, dia masih sangat muda, baru lulus Hogwarts, menginjak dua puluh tahun saja belum.
Tangannya memegang tali yang melingkari leher seekor niffler yang ia paksa untuk mencari koin-koin yang tidak sengaja dijatuhkan orang-orang.
Makhluk itu mengendus sekeping koin berwarna keperakan di bawah sol sepatu seseorang—
Matanya yang keperakan berbinar-binar mengingat ini koin pertamanya setelah setengah jam berputar-putar di Diagon Alley.
|
|
Wizards
IS OFFLINE
Years
Old
STR
12
DEX
16
CON
13
INT
10
WIS
8
CHA
15
7 POSTS & 0 LIKES
House:
Slytherin
APPEARANCE
184cm/72 kg. Jet black hair. Black irises. Fit build. Several (magical) tattoos for protection (hidden with magic)
|
Post by Sydney Cho on Jan 9, 2022 21:08:55 GMT 7
Ketika ia sebelas, ia akan melihat jalanan Diagon Alley dengan mata berbinar, mengendusi bau tiap toko seolah mereka memanggang scone favoritnya, menghapal detil seolah hal tersebut akan keluar di OWL mereka. Meskipun Sydney Cho tumbuh di lingkungan keluarga darah-murni dan sihir adalah pendamping hidup sehari hari, umur sebelas tahun adalah memori indah yang tak pernah luput dari pikiran pemuda setiap kali ia melewati jalanan Diagon Alley. Maka tak aneh ketika mendapati Sydney Cho mengarungi jalan Diagon Alley pada hari itu dengan senyum kecil terpatri pada ekspresinya. Sekedar luluh dalam nostalgia, membawa setiap langkahnya lebih ringan. Ia di sini demi urusan gringgott namun bukan atas namanya, ada sepupu Cho yang baru dibuatkan tabungan untuk seumur hidup dan Sydney diminta untuk mengecek brangkas keluarga mereka—yang mana ia lakukan dengan senang hati. Hanya saja ia kelepasan dan pulang lebih larut dari jadwal biasa. Langkahnya terhenti di depan hidung seekor niffler dengan tali kekang, iris legam lelaki meniti tali tuntun itu menuju jemari lentik sang pemilik. Senyum yang sudah ada menjadi lebih lebar. "Cute little buddy you got there." Sydney berlutut pada satu kaki untuk mengelus hewan magis tersebut. Meski nyatanya ia tahu apa yang sang puan lakukan dengan sang niffler. "Eit, yang itu bukan." Niffler tersebut mengendus cincin miliknya—sepuhan emas, bukan emas asli (ia tidak suka, tapi ini warisan keluarga). "Ini saja." Keping galleon ia jentikkan keluar kantung jaketnya, mendarat di atas moncong hewan berbulu itu. "So, Matilda." Mendongak pada puan Murdoch. "What brings you here?"Seperti Diagon Alley, wajah wajah penghuni sarang ular tidak pernah benar benar ia lupakan. ( Matilda Murdoch closed ya :] )
|
|
Wizards
IS OFFLINE
Years
Old
PM saja untuk ajakan main
STR
14
DEX
14
CON
12
INT
10
WIS
8
CHA
16
12 POSTS & 0 LIKES
House:
Slytherin
APPEARANCE
petite: 158 cm | jet black hair | silver & misty eyes
|
Post by Matilda Murdoch on Jan 9, 2022 23:09:26 GMT 7
Dari sekeping sickle, tatapannya naik dan terus naik, menuju sepasang mata berwarna obsidian. Gelap. Hitam. Sepasang mata yang dikenalnya— Seulas senyum yang familiar merekah kian lebar setiap detiknya. Tenang Matilda, tenang, tarik nafas, keluarkan, jangan lupa untuk pasang senyum yang paling manis sedunia, sickle itu akan jadi milikmu… mungkin kamu akan mendapatkan rampasan yang jauh lebih besar lagi dibandingkan hanya sekeping perak. Dear, dear, dear, kamu tahu kan Sydney Cho sekaya apa? Bukan berarti keluarganya miskin, hanya saja diasuh oleh Murdoch bersaudara membuatnya seperti anak yatim-piatu karena ayah dan paman-pamannya sering melupakan apa-apa yang sebetulnya paling ia butuhkan. Mereka memberinya tempat tinggal, baju-baju yang bagus, hadiah-hadiah yang eksotis, tapi lupa jika ia butuh makan dan uang. Mereka lupa jika tahun ini ia lulus dan tinggal di rumah. Dan saat pulang tidak ada satupun yang menyambutnya. Senyumnya ia kulum-kulum makin manis saat Sidney Cho menjentikkan sekeping emas dari kantung jaketnya. Mendarat di moncong niffler peliharaan pamannya. Nice catch. Kepingan itu sudah ditangkap dan hilang dari pandangan, masuk ke dalam kantung si hewan sihir. See??? Mungkin sebaiknya ia menempel-nempel pemuda Slytherin ini supaya dapat kepingan emas lebih banyak lagi. Matilda mengulurkan tangan ke arah niffler yang sudah meloncat dan merayap, kini bertengger di atas bahunya yang kecil. Lumayan dapat satu galleon…“Oh, I walk my niffler…” Berbicara seolah-olah itu adalah fakta yang paling absolut dan hal yang paling normal dilakukan penyihir sore-sore begini. “But now... It’s raining...” Terdengar decakan sebal saat hujan rintik-rintik itu tiba-tiba saja turun di atas kepala mereka. Membawa aroma tanah yang khas. “Kamu sendiri, sedang apa senior?” “Kupikir setelah lulus dari Hogwarts orang-orang sepertimu tidak akan tertarik lagi ke Diagon Alley di musim panas.” Hujan rintik-rintik itu semakin deras. Ia sudah mengambil lengan pemuda itu. “Ayo berteduh dulu...” “Aku tidak suka kalau harus basah-basahan.”
|
|
Wizards
IS OFFLINE
Years
Old
STR
12
DEX
16
CON
13
INT
10
WIS
8
CHA
15
7 POSTS & 0 LIKES
House:
Slytherin
APPEARANCE
184cm/72 kg. Jet black hair. Black irises. Fit build. Several (magical) tattoos for protection (hidden with magic)
|
Post by Sydney Cho on Jan 10, 2022 21:34:02 GMT 7
“Oh, I walk my niffler…”Tatap pandangnya mengikuti gerak sang niffler yang kini merayap hingga pundak, lalu secara natural jatuhlah biner obsidian itu pada paras sang puan.Senyumnya sedikit timpang. Ia mengenal Matilda Murdoch sebagai rekan satu panji, namun siapapun gadis itu dan hobinya di sore menjelang malam seperti ini tak pernah jadi pusat perhatiannya. Meski membawa jalan peliharaan bukan hal aneh, niffler bukan pilihan umum untuk dijadikan rekan berjalan—tapi hei, Matilda maunya begitu, siapalah Sydney Cho untuk mendikte apa yang bisa dan tidak bisa ia lakukan? Lututnya ditepuk tepuk ringan ketika ia bangkit, kini mencipta jarak tinggi yang cukup signifikan. "Baik." Jawabannya cukup dismisif, menyingkirkan bulir air yang menari di atas jaket kulitnya. Benar, hujan, mereka harus menyingkir sekarang. "Ada bocah bocah kecil yang akan masuk Hogwarts sebentar lagi, gampangnya, I'm their godfather." Atau, tidak. Ia cuma harus mengecek brangkas, tapi jadi daddy-long-legs terdengar keren, bukan? Setidaknya untuk sekarang, ia mengaku sajalah dahulu, uang dari menjadi Auror junior belum sebanyak itu untuk dibanggakan. Kekayaannya masih diatur sepenuhnya oleh ayahanda tercinta, tapi secepatnya ia lulus pengawasan Benedict Etoh, maka secepatnya juga ia bisa lepas dari rengkuh orang tuanya. Tepuk tepuk manis mendarat di puncak kepala niffler tersebut. "Mari, lah. Apa kau mau sekalian makan malam? Kuali Bocor mungkin akan sedikit padat, but I'm sure we can snatch couple of seat." Dan sedikit kudapan untuk perut gembul si pencari-emas. "My treat, if you will." Sebelah tangannya membentuk kungkung protektif tak jauh dari pinggang wanita Murdoch, dan yang lain menggestur jalan menuju kuali bocor. ( Matilda Murdoch )
|
|
Wizards
IS OFFLINE
Years
Old
PM saja untuk ajakan main
STR
14
DEX
14
CON
12
INT
10
WIS
8
CHA
16
12 POSTS & 0 LIKES
House:
Slytherin
APPEARANCE
petite: 158 cm | jet black hair | silver & misty eyes
|
Post by Matilda Murdoch on Jan 11, 2022 1:19:17 GMT 7
Di tengah hujan rintik-rintik, niffler peliharaannya dengan ahli memungut dan memasukkan omniocular yang tergeletak jatuh di dekat kaki salah satu bangku taman di depan estalase toko buku bekas. Gerakannya seperti seekor tupai yang menemukan kenari. Namun cepat-cepat juga hewan itu kembali padanya, seolah-olah takut ditinggalkan. Padahal niffler ini hanya terlatih dengan baik, karena terlalu sering diajak mencari harta karun oleh Shadow Murdoch. Beruntung kali ini pamannya itu meninggalkannya di rumah, tidak membawanya serta ke dalam entah-misi-apa-yang-sedang-dikerjakannya. Sebelah tangannya memegang lengan Sydney Cho, sebelah lagi tongkat sihir, dengan mantra sederhana dari ujung tongkatnya muncul dan meliuk payung transparan yang melindungi kepala mereka dari hujan. Dari dekat Matilda bisa melihat tetes-tetes air diatas jaket kulit si auror muda. “Godfather?” Bibirnya membeo penasaran. “How old are you?” Tanyanya. Seingatnya usia mereka tidak terpaut begitu jauh meskipun Sydney Cho lebih tua darinya. “Apa punya anak asuh tidak merepotkan?” Matilda agak skeptis dengan laki-laki yang berusaha mengurus anak, mengingat yah … betapa tidak bertanggung jawab ayah dan paman-pamannya. Mata peraknya mengikuti gerakan tangan pemuda itu yang menepuk-nepuk kepala niffler miliknya. Lalu mengerling ke lengan yang sudah melingkar di pinggangnya menuntunnya ke arah Leaky Cauldron. Breathe Matilda, breathe. Kamu sudah lulus Hogwarts, kamu sudah besar, tidak perlu merasa canggung atau risih ada laki-laki yang merangkul-rangkulmu. Lagi pula kamu duluan yang tadi memegang lengannya. Matilda menguatkan hatinya, beggar can’t choose, right? Apalagi Sydney Cho menawarinya makan malam, siapa yang bisa menolak? Tenang, tenang. Tarik nafas. Senyumnya terpeta di atas wajah. Manis. Tidak timpang atau sinis seperti kebanyakan anak-anak ular lainnya. “That’s very nice of you, Senior Cho…” “...tentu saja aku tidak akan menolak tawaranmu…” Asal jangan tinggalkan saja dia sendirian di sana. “...aku yakin Tom punya beberapa kursi dan meja ekstra untuk kita…” “Aku pelanggan tetap Leaky Cauldron ngomong-ngomong.” “Aku bisa merekomendasikan menu-menu yang enak…” Sepertinya sudah menjadi rahasia umum kalau Matilda tinggal di Knockturn Alley, kan?
|
|
icon in the bottom right bar (may not be applicable if you're on Forums.net), or you can disable the welcome window and/or the icon by going to Plugins > Manage > Custom Mini-Profile Creator and changing the Show Help option.
