[O] Diagon Alley Massacre

Begini, ya, rasanya dapat gaji?

Aurum menghela napas. Lega. Pada akhirnya dia memasuki dunia orang dewasa. Dunia dengan gaji, tuntutan, pajak, dan kriminalitas di mana-mana. 

Hari ini Aurum baru saja mengambil hari libur yang memang disediakan di tempatnya bekerja sebagai alkemis junior di Pusat Studi Alkemi Paracelsus. Pekerjaannya belum menyentuh ranah peralkemian secara langsung, masih sebatas asisten alkemis senior, mudahnya. Tapi, untunglah, gaji yang dia dapat lumayan untuk ditabung dan dia juga sudah bisa mengambil jatah hari bebas satu hari per bulan. Aurum gunakan hari ini untuk pergi ke Diagon Alley dan membeli buku bacaan untuk bahan hibernasi saat musim dingin.

Kadang sampai detik ini Aurum masih takjub bahwa topi seleksi tidak menempatkannya di Ravenclaw.

Mungkin topi seleksinya belum digaji. He-he.

"Terima kasih," ucap Aurum sambil menyerahkan beberapa keping pundinya kepada kasir. The Book of Hieroglyphic Figures seraya dimasukannya ke dalam jubah sihir sebelum Aurum melangkah keluar toko. Bukan toko buku yang paling terkenal, tetapi memberikan apa yang dicarinya. Dia menahan senyum lebarnya, malu, sudah besar tapi seringai masih seperti anak umur sebelas tahun yang baru saja dapat undangan bersekolah di Hogwarts. 

Aurum berjalan santai melewati orang yang lalu-lalang. Semua terasa normal sampai dia mendengar teriakan seorang anak perempuan kecil yang melengking. Seperti orang ketakutan.

Semua orang menoleh ke arah sumber suara. Termasuk Aurum.

---

Op-in. Maaf (ceritanya) belum melihat Mateo Diaz. 

“Ada apa di sana?”

"Hmm, entahlah. Aku tidak bisa melihat—billywig!" sahutnya membalas sosok gadis dengan wajah Asia yang berada di sampingnya (Bridgett Kim ). Tidak selesai pemuda itu membalas, mulutnya terlatah saat melihat segerombolan makhluk berwarna biru yang terbang dengan gesit. Langit yang mulai mendung membuat manik mata lebih mudah melihat hewan-hewan itu.

Ternyata terdapat sekelompok billywig menyerang sang gadis kecil. Gadis kecil yang malang, terpaksa harus melayang karena sengatan billywig. Bukanlah hewan berbahaya, tetapi jika semua orang di Diagon Alley disengat, maka habislah sudah. Ditambah jalanan itu sedang ramai yang membuat mobilitas sangat sulit sehingga akan mengakibatkan kepanikan masal. Orang-orang mungkin akan menginjak satu sama lain untuk melarikan diri, terutama penyihir-penyihir yang tidak kompeten dalam membasmi hewan-hewan mudah itu. Beberapa anak yang melihatnya bahkan mulai langsung berlari mencari orang tua mereka, tidak mau menjadi korban selanjutnya.

Alih-alih menjadi pahlawan, sudah ada beberapa penyihir gagah yang menangkap gadis itu sebelum angin membawanya ke luar angkasa. Mateo tidak perlu melakukan apa-apa. Beberapa penyihir juga mulai membasmi hewan itu dengan mantra stupefy. Kenapa harus dengan mantra yang hanya membuat pingsan? Kenapa tidak dibunuh saja? Apakah hewan-hewan itu hewan penting?

Hewan penelitian?

Mungkin.

Sayangnya mereka tak bisa menangkap semua billywig itu karena jumlahnya sangat banyak. Beberapa di antaranya bahkan mulai mendekati posisi mereka berdua. Mateo dengan tongkat sihirnya mulai merapalkan secara non-verbal mantra pemingsan agar hewan-hewan itu tergeletak jatuh.

"Kau tidak disengat, kan? Hati-hati masuk pakaian."

Memastikan.

"Ayo berteduh."

Hujan sepertinya akan semakin deras.

Tidak jauh dari mereka, ada sosok gadis asia lain dengan rambut lebih gelap yang tampaknya sedang kebingungan dengan apa yang terjadi di Diagon Alley hari ini. Wajar saja, sang gadis baru keluar dari sebuah toko dan sepertinya baru membelanjakan pundi-pundi galleon ke barang yang disukainya. Fokus akan kacau jika kau sedang berada dekat dengan hal yang disukai.

Beberapa gerombolan billywig mulai tertarik dengan gadis dengan suasana seakan penuh matahari itu.

"Awas!" teriaknya ke arah gadis itu (Aurum Rainshrine ). Semoga nasibnya bagus.