Once upon a night shift

Masuklah Mateo Diaz, salah satu penyembuh St. Mungo yang cukup sering ditemuinya.

"Hei, sudah kubilang tidak usah terlalu formal. Kita ini kolega. Panggil saja aku Egas," sahutnya dengan semburat senyum di wajahnya. Seketika beberapa emosi meluap masuk melalui celah pikirannya tapi cepat-cepat ia cegah. Meski kemampuannya tak semenakjubkan dan menakutkan mereka dengan bakat Legilimens alami, menyerap emosi terkadang jauh lebih melelahkan. Terutama saat dirinya sedang begitu lelah seperti saat ini. 

"Dan terima kasih atas tawaranmu, Matt--boleh kupanggil Matt saja kan?" imbuhnya mengesampingkan rasa tak nyaman dan bersikap hangat seperti biasanya. "Aku sedang membuat kopi."

Tongkatnya ia arahkan ke nakas di sudut lain ruangan, membuatnya melayang lambat ke arahnya dan hinggap di tangannya.

"Malam yang melelahkan, eh?" Dalton mencoba bicara kasual seraya menghirup kopinya perlahan. "How's your night?"

Dalton bukan orang yang terlalu ramah, tidak pula sangat pro-aktif mengajak lawan bicaranya berdiskusi. Terkadang ia hanya mengikuti intuisi dan membiarkan percakapam mereka mengalir. Sesekali ia mungkin akan mengobservasi lawan bicaranya untuk dipelajari. Hal yang mungkin saja terkesan tidak pantas namun sangat natural. Terlebih mengingat ia dapat merasakan hal yang sebetulnya ingin disembunyikan. Bukan kasus pertama untuknya, omong-omong.

Entah datang darimana, Dalton menemukan seekor kucing di dalam ruangan. Ia seketika jadi siaga. Tak ada yang tahu makhluk apa itu. Bisa jadi animagus atau manifestasi sihir yang dapat menyebabkan bala. Sekilas kucing itu tampak biasa saja, kecuali pada bagian kakinya yang terluka. Ia tak dapat merasakan getaran emosi apapun sepanjang memusatkan fokusnya.

"Matt...hati-hati," Dalton bersikap seolah kucing tak berdaya di hadapannya adalah sebuah tanda bahaya.

Bagaimana tidak?

Di St.Mungo ada aturan khusus untuk tidak membiarkan binatang peliharaan milik siapapun bebas berkeliaran. Antara penjaga lalai dengan kehadiran kucing itu atau memang ada 'sesuatu' di baliknya. Ingat, kasus korban kutukan angkanya merangkak naik. Sebisa mungkin mereka harus waspada.

"Apa kau melihat kucing itu masuk bersamamu barusan?"

Tongkatnya sudah terhunus. Fokusnya penuh.