Wizards
IS OFFLINE
Years Old
STR 8
DEX 13
CON 10
INT 16
WIS 15
CHA 12
17 POSTS & 0 LIKES
House:
Ravenclaw
APPEARANCE
He is 183 cm tall, with lean figure. Dark brown eyes and his brown hair is cut short. Lightly tanned skin. He'd rather dress for comfort rather than style.
|
Post by Ashe Kneafsey on Jan 11, 2022 21:55:36 GMT 7
Ashe tidak mau berada di sini. Sama sekali. Setelah berjam-jam terjebak di ruangan di dalam Departemen Misteri, satu-satunya hal yang ingin ia lakukan pada sore dan malam hari ini adalah beristirahat. Tetapi seorang yang terlihat terburu-buru di bagian lobi kementrian menarik perhatiannya, cukup untuknya berjalan mendekat. Yang diketahuinya setelahnya adalah ia telah ikut ditarik untuk menjadi sukarelawan dalam mencari korban bencana. Dan sekarang? Setelah melihat beberapa orang yang dikenalnya dan—paling penting—sang mentri sihir sendiri? Tidak mungkin ia meninggalkan tempat ini tanpa membantu sama sekali. Hembus napas panjang terlepas, Ashe membalikkan tubuh. Langkah berjalan dengan nada enggan pada satu area puing-puing yang tampaknya belum dituju oleh terlalu banyak sukarelawan. Lebih tepatnya, pada seorang penyihir wanita yang baru saja memasuki rumah yang setengah terkubur lumpur. "Belum tentu mereka bisa menjawab pertanyaanmu," Ujarnya pada sang perempuan berambut pirang panjang. Tongkat sihirnya sendiri diangkat, dengan lumos telah menyalakan ujung yang tidak ia genggam. Ashe berjalan masuk, mendahului wanita yang wajahnya cukup familiar untuknya. Mungkin di Hogwarts dulu? Tidak di Ravenclaw yang jelas. Juga bukan di angkatannya. "Karlson?" Atau seperti itu, kalau ia tidak salah ingat. Suara rintihan terdengar dari bagian dalam rumah. Lebih dari seorang. Interaksi dengan Raquel Charlton . May I?137 + lC9Qq2WT1-81-8
|
|
Wizards
IS OFFLINE
Years Old
STR 8
DEX 12
CON 14
INT 15
WIS 15
CHA 10
53 POSTS & 0 LIKES
House:
Hufflepuff
APPEARANCE
He looks like someone who become a soldier in a second world war from the German side, Aryan.
|
Post by Rhys Kelly on Jan 12, 2022 3:03:17 GMT 7
36 Penyihir dan 165 muggle.
Mari kita tidak peduli dengan status sihir mereka, total ada 201 manusia masih belum juga ditemukan dalam bencana ini. Mana ada yang menyangka tanah longsor menimpa sebuah desa di utara Britania Raya disaat waktu liburnya. Tiga jam empat puluh menit merupakan waktu yang dibutuhkan untuk bepergian dari Dean Village, kediaman orang tuanya sampai ke York, stasiun terdekat. Beruntunglah ia mengenyam pendidikan formal, tidak perlu bergantung pada moda transportasi Muggle, hanya membutuhkan waktu beberapa detik dengan apparate.
Rhys dengan postman bag yang menyilang di depan dada sudah siap dengan kebutuhan medikasi yang ada, mau itu untuk penyihir maupun bukan. Dari berbotol-botol ramuan sampai aspirin, perban, dan berbagai macam obat kimia.
Medan pun masih terbilang berbahaya. Bagaimana coba ia harus melangkah, masih berjinjit, masih bertatih. Takut satu pergerakan tidak justru membuat tanah semakin longsor, menjorok, dan mengubur entitas yang tertimpa.
Mulut Rhys merapal doa, ya doa, sama seperti pemilik agama yang ada hanya saja berbeda. Sosok yang monoteis anggap tuhan untuknya dewa-dewi, dan tidak hanya tertuju pada satu. Ayahnya druids ibunya pun sama, mereka sesama penyihir hanya saja memang tidak memiliki pendidikan resmi seperti halnya Rhys.
“Peda Herne dan Cenunnos, bimbing aku untuk menemukan manusia malang ini.”
Ada sisi yang begitu ramai sementara ia melipir ke bagian yang terbilang lebih sepi. Perlahan, satu per satu. Dari dua ratus satu itu semoga masih banyak yang bisa diselamatkan.
Buka interaksi, raba2 situasi dulu. Kalau ada yang salah2 berkabar ya.
138 +iLgQbybk1-8 1-8
never pray to the gods that answer after dark
|
|
Wizards
IS OFFLINE
Years Old
STR 15
DEX 8
CON 14
INT 10
WIS 12
CHA 15
10 POSTS & 0 LIKES
|
Post by Raquel Charlton on Jan 12, 2022 8:11:06 GMT 7
"Belum tentu mereka bisa menjawab pertanyaanmu,"“Demi Merlin!” Raquel berjengit saat tiba-tiba mendengar suara seseorang di dekatnya. Ia melirik orang itu dari ekor matanya. Seorang penyihir laki-laki dengan tongkat teracung ke udara. “Charlton, sir.” Ujarnya mengoreksi. Entah siapa laki-laki itu yang mengenalinya, tapi Raquel sedang tidak ada waktu untuk mengingat-ingat siapa dia karena suara rintihan itu mengambil alih semua fokusnya. Raquel berjalan maju dengan tongkat yang memancarkan cahaya. Cukup untuk mengamati bahwa perabotan di rumah ini hampir semuanya tertimbun lumpur. Raquel mengibaskan tongkatnya lalu sebuah kursi kecil berpindah tempat dari jalannya. Semakin terdengar jelas suara rintihan itu. Dan sepertinya tidak hanya satu orang yang mengeluarkan rintihannya. “Kalian ada dimana? Kami datang menolong.” Pintu kamar yang ia dobrak berhasil terbuka. Di dalam sana ada tiga orang yang terjebak di dalam lumpur. Sebelum masuk dan menyelamatkan mereka Raquel berbisik pada si lelaki terlebih dahulu. “Kita tidak tahu apakah mereka muggle atau bukan. Sebaiknya berhati-hati.” Raquel menyimpan tongkatnya di balik kemejanya, lalu mengeluarkan senter kecil untuk menerangi kamar itu. “Hati-hati dan tenanglah.” Tangannya terulur untuk menarik mereka dari rendaman lumpur. Satu orang, dua orang, dan yang terakhir berhasil keluar dari kamar. Raquel buru-buru menyuruh mereka untuk segera keluar mencari pertolongan. Sayangnya, di rumah itu masih terdengar suara rintihan lain. jMvtACiR1-15 + 140 | Ofc Ashe Kneafsey1-15
|
|
Wizards
IS OFFLINE
Years Old
STR 8
DEX 13
CON 10
INT 16
WIS 15
CHA 12
17 POSTS & 0 LIKES
House:
Ravenclaw
APPEARANCE
He is 183 cm tall, with lean figure. Dark brown eyes and his brown hair is cut short. Lightly tanned skin. He'd rather dress for comfort rather than style.
|
Post by Ashe Kneafsey on Jan 12, 2022 19:04:08 GMT 7
"Hm," Tidak salah jauh. Percakapan lebih lanjut terhenti, karena Charlton telah bergegas ke arah suara rintihan berasal. Ashe mengikuti dengan langkah lebih lamban, tatap memerhatikan perabotan yang tergeletak porak-poranda. Semuanya setengah tertimbun lumpur. Sepertinya rumah keluarga besar, jika dilihat dari banyaknya kursi yang berada di sekitar meja roboh. Suara pintu yang didobrak terbuka menarik perhatiannya balik pada penyihir wanita berambut pirang. Cukup gesit juga. “Kita tidak tahu apakah mereka muggle atau bukan. Sebaiknya berhati-hati.”Ashe terhenti. Seratus enam puluh lima muggle, dan hanya tiga puluh lima penyihir. Kemungkinan bahwa para korban yang mereka temukan adalah muggle jauh lebih besar. Lebih dari empat kali. Napas terhembus, ia mengedikkan pergelangan tangannya setelah menggumam Nox. Mengirimkan tongkat elder miliknya kembali ke dalam holster yang memeluk lengan tangan bawah. Melihat Charlton telah dengan cekatan menolong tiga orang yang terjebak dalam lumpur, Ashe memilih untuk mencoba pintu ruangan di sebelah. Tangannya mendorong pintu hingga terbuka, walau ia harus mendorong seluruh berat tubuhnya untuk akhirnya dapat memasuki ruangan. Ruang dengan penyinaran temaram menyambutnya, beserta dengan suara rintih dan isak tangis. Seorang anak kecil. Damnit."Hey," Ujarnya dengan suara setenang yang ia bisa, kedua tangan terangkat dan badan membungkuk. "Kau tidak apa-apa. Aku akan mengeluarkanmu dari sana, ok?" Wajah mungil milik anak laki-laki yang tidak mungkin cukup tua untuk memasuki Hogwarts mengangguk, dan Ashe berjalan mendekat. Dua tangan mengangkat dan menyingkirkan lemari yang setengah terjatuh di atas kaki si anak laki-laki, sebelum mengangkat anak kecil tersebut ke dalam pelukan. Ia berjalan keluar, dan menemukan dirinya bertemu muka ke muka dengan Charlton. "Aku menemukan satu lagi," Terucap, setengah menawarkan pada Charlton untuk mengambil anak laki-laki yang digendongnya. Biasanya anak-anak akan lebih nyaman dengan perempuan. Kan? With Raquel Charlton
144 + obwA_dro1-81-8
|
|
Wizards
IS OFFLINE
Years Old
STR 8
DEX 13
CON 13
INT 15
WIS 14
CHA 11
52 POSTS & 0 LIKES
|
Post by Ephraim Pickering on Jan 12, 2022 23:49:38 GMT 7
Mereka butuh sangat banyak orang buat mencari, huh? Tidak heran karena katanya memang banyak orang yang hilang di sini—dua ratusan, jumlah yang membuatnya meringis. Tak terbayang sebanyak itu orang yang tertimbun hidup-hidup di sini, dan mereka semua tinggal menunggu waktu hingga nyawa melayang jika tidak ditemukan cepat-cepat. Meski jika disuruh memilih mungkin ia akan tinggal saja di rumah, salah satu rekan kerjanya bertanya apa ia akan membantu dan tidak mungkin ia bilang "Tidak, aku lebih suka diam di rumah menikmati teh hangat dan biskuit" maka pergilah ia ke sini.
Ia memilih area yang nampak tidak banyak orang menuju. Tongkat di tangan—semua orang melakukan hal yang sama, ia asumsikan Kementerian Sihir akan mengurus semuanya nanti—dan mulai menyingkirkan material yang menghalangi sebuah rumah. Tak butuh waktu lama buatnya menemukan pintu rumah tersebut, dan ia pun mengetuk sebelum membukanya.
"Ada orang di dalam?"
Op-in
151 + Iu|YkFVK1-8
1-8
|
|
Wizards
IS OFFLINE
Years Old
STR 15
DEX 8
CON 14
INT 10
WIS 12
CHA 15
10 POSTS & 0 LIKES
|
Post by Raquel Charlton on Jan 13, 2022 12:05:42 GMT 7
Laki-laki itu berseru pada ruangan di sebelahnya. Raquel pun mengarahkan senternya ke arah ruangan itu. Kemudian di dengarnya laki-laki itu berbicara dengan suara lembut pada seseorang di dalam sana. Saat Raquel mendekat ia sudah melihat laki-laki itu keluar sambil menggendong seorang anak. "Aku menemukan satu lagi,"“Oh sweetheart, apakah ada yang sakit?” Gestur laki-laki itu diterimanya dengan jelas. Kedua tangannya terulur menerima tubuh si anak laki-laki. Senyum hangat terulas di wajah Raquel saat anak itu sudah berada di gendongannya. “Tenang ya. Aku akan membawamu ke tempat yang aman. Disana banyak makanan dan minuman hangat.” Raquel berusaha berjalan ke arah pintu pelan-pelan, namun tiba-tiba tubuhnya oleng karena angin yang bertiup kencang masuk ke rumah itu. Rambut panjangnya terurai, pun tubuhnya menjadi tidak seimbang sehingga mencari pegangan terdekat. Dan yang paling dekat dengannya adalah lengan lelaki itu. “Auw. Maaf maaf.” Dengan tangan yang masih berpegangan pada lengan laki-laki itu Raquel berusaha menyeimbangkan tubuhnya. Raquel tidak boleh jatuh karena ada anak di gendongannya. “Aku tidak apa-apa.”Jelasnya sambil menjauh dan keluar dari ruangan itu untuk mengantarkan si anak laki-laki di tempat yang aman. Di kejauhan Raquel melihat sebuah tenda darurat, disanalah ia membawa si anak laki-laki dan bergegas kembali ke tempat sebelumnya. “Sir?” Raquel tidak dapat menemukan laki-laki itu saat memasuki rumah lebih dalam. Perlahan ia memeriksa tempat-tempat lain di dalam rumah itu. Sekarang ia mencari apakah ada korban lain bersamaan dengan mencari lelaki itu. Ashe Kneafsey155 + eS6KUFpg1-151-15
|
|
Wizards
IS OFFLINE
Years Old
STR 8
DEX 13
CON 10
INT 16
WIS 15
CHA 12
17 POSTS & 0 LIKES
House:
Ravenclaw
APPEARANCE
He is 183 cm tall, with lean figure. Dark brown eyes and his brown hair is cut short. Lightly tanned skin. He'd rather dress for comfort rather than style.
|
Post by Ashe Kneafsey on Jan 13, 2022 21:37:01 GMT 7
Charlton dengan mudah mengangkat anak laki-laki yang masih mengisak. Dan sang bocah pun terlihat lebih nyaman berada di gendongan seorang wanita. Ashe hanya mengedikkan bahu, mengakui tanpa protes bahwa dirinya sekarang ini bukanlah seorang yang tepat untuk menenangkan seorang anak kecil. Tapi tidak ada salahnya ia memastikan bahwa Charlton bisa berjalan keluar dari puing-puing rumah ini tanpa hambatan. Lantai rumah yang ia yakin tadinya bersih kini telah tertutup oleh lumpur dan bongkahan perabotan. Tapi pada akhirnya, apa yang membuktikan diri sebagai penghalang bukanlah perabot yang berserakan, melainkan angin yang bertiup kencang. Jemari lentik mencengkeram lengannya pada saat yang bersamaan dengannya melingkarkan lengan pada pundak sang penyihir berambut pirang. "Tidak perlu minta maaf," Terucap lepas. Ashe menarik lengannya balik. Memastikan bahwa Charlton telah berjalan menuju tenda di mana para korban tengah mendapatkan pertolongan pertama, sebelum kembali memasuki rumah di belakangnya. Sekali lagi mengeluarkan tongkat sihir ke dalam genggaman tangan dan menyusuri arah yang belum ia dan Charlton periksa. Sinar lumos menerangi penglihatannya, dan kakinya menapak dengan berhati-hati. Di sekitarnya, kesunyian. "Homenum revelio," Rapalnya dengan nada pelan, tanpa ada efek apapun. Napas terhembus, Ashe telah bersiap-siap untuk membalikkan badan dan meninggalkan rumah yang telah setengah runtuh ini, saat ia melihat satu tangan terkulai dari bawah tumpukan atap dan lumpur. Jantungnya berdegup kencang dalam dada, Ashe berjalan mendekat. Memasuki sebuah ruangan yang hampir sepenuhnya tertimbun. Siapapun pemilik dari tangan itu, ia jelas telah tidak bernyawa. Mantranya tidak menunjukkan keberadaan manusia. Dan mayat tidaklah lagi manusia. Napas panjang ditarik, dan dihembuskan. Tangan mengangkat tongkat sihir. Tidak lagi bernyawa tidak berarti bahwa ia dapat begitu saja meninggalkan orang yang terjebak di bawah reruntuhan ini. Orang ini, siapapun dia, layak mendapatkan pemakaman. Peristirahatan terakhir. Ashe mengamati keadaan ruangan. Ia tidak dapat dengan mudah menghilangkan reruntuhan di depannya, lumpur yang berada di atas dan samping akan jatuh ke dalam lubang yang terbuat. Maka satu-satunya yang dapat dilakukannya adalah, "Evanesco," dan, sebelum lumpur dapat mulai berjatuhan, "Reparo," bersamaan dengan tangannya melakukan gestur horisontal menyapu ruangan. Perabotan dan barang-barang melayang, masing-masing kembali ke tempat asal mereka. Atap yang tadinya roboh pun kembali melayang. Ini tidak akan bertahan lama, atap itu akan kembali rubuh dengan beratnya lumpur yang menimbun di atasnya. Tapi paling tidak, ia kini dapat melihat pemilik dari tangan yang dilihatnya tadi. Tetapi saat ia melihat ke bawah, apa yang menyapanya bukanlah tubuh satu orang, melainkan tujuh. Tujuh, dengan beragam usia. Mulai dari bocah bahkan lebih muda dari yang ia temukan tadi, hingga sepasang pria dan wanita lansia. “Sir?”Ah, Charlton. "Here." Lalu, merasa bahwa ia paling tidak seharusnya memberikan peringatan, "Brace yourself. This is not pleasant." With Raquel Charlton 168 + Mt40aseZ1-81-8
|
|
Wizards
IS OFFLINE
Years Old
STR 8
DEX 13
CON 13
INT 15
WIS 14
CHA 11
52 POSTS & 0 LIKES
|
Post by Ephraim Pickering on Jan 14, 2022 0:47:36 GMT 7
"Siapa itu?"
Ia bisa mendengar suara dari dalam rumah. Disembunyikannya tongkatnya di balik jubah yang dikenakan. Meskipun ia punya pakaian Muggle yang tentu lebih pantas dikenakan di tempat dengan banyak Muggle, ia menganggap Kementerian akan mengurus semuanya. Tetap saja, mengeluarkan tongkat di depan Muggle akan mengundang lebih banyak pertanyaan dari yang ia ingin selamatkan.
"Aku relawan, kami berhasil membuka jalan," serunya, dan dari dalam rumah muncul pertama seorang anak lelaki yang menggendong balita, keduanya terlihat kotor dan lelah, yang amat dimaklumi. Tangannya meraih, awalnya ingin membantu si anak lelaki namun malah balita itu yang disodorkan padanya. Tak ada pilihan lain selain menggendong si balita dan menyuruh anak lelaki itu segera keluar.
"Mamaku di dalam," kata si anak lelaki, dan tak berapa lama kemudian keluar seorang wanita tua juga, sedikit tertatih—terluka?—diikuti oleh seorang wanita paruh baya. Perlahan, ia membantu keempatnya keluar dari rumah itu dan menuntun mereka ke tempat yang lebih aman.
Satu rumah selesai, masih ada puluhan lainnya. Ia kembali ke medan bencana tanpa sahu apa yang akan menghadapinya nanti.
172 + ixLMRErd1-8 1-8
|
|
Wizards
IS OFFLINE
Years Old
STR 8
DEX 13
CON 13
INT 14
WIS 16
CHA 10
10 POSTS & 0 LIKES
House:
Hufflepuff
APPEARANCE
5"11'. 167.8 lbs. Dark Brown hair, short curly. Hazel eyes. Lean Fit. Neat facial hair. Sincere helpless smile. Sandalwood scent. Calming presence.
|
Post by Pegasus Cranfield on Jan 14, 2022 14:47:22 GMT 7
Beruntung orang yang ia bantu masih terselamatkan, oleh salah satu anggota tim evakuator mungkin. Ada cukup banyak dari mereka yang berada di sana. Ia dapat melihat beberapa rumah sudah disisir, mereka menyelamatkan cukup banyak orang. Bahkan satu keluarga. Entah dalam kondisi yang masih baik atau sudah tidak bernyawa. " Good job, let me check their condition," ujar Dalton pada seorang pemuda yang baru saja membawa satu keluarga dari rumah yang tertimbun lumpur. Satu anak-anak, satu balita, dan dua wanita. Salah satunya tidak dalam kondisi baik, sayangnya. Ia hanya bisa memberikan mereka ketenangan, sebab gejolak rasa sedih dan trauma dapat menghujam jantungnya. "Apakah Nanny akan baik-baik saja?" anak itu bertanya. Dalton hanya melempar senyum dan mengusap kepalanya, berusaha memberikannya rasa tenang. Ia tidak mempelajari mantra terlarang, tentu saja. Namun kemampuan uniknya dapat membuat insepsi emosi yang ia kehendaki, meski tentu ia pun dapat menyerap rasa takut mereka. Pedang bermata dua. "Tidurlah, kau akan lebih baik ketika bangun," jawabnya. Dalton tak sampai hati mengatakan bahwa napas neneknya barusan adalah embusan terakhir. Ia biarkan saja mereka merasa lebih tenang sebelum Obliviator melakukan tugas mereka. Dari sana, ia menghampiri pemuda yang membawa keluarga tadi. "Dua rumah di belakang," ucapnya, "Aku dapat merasakan sesuatu dari sana. Care to check, young lad?" Satu yang ia pahami, pemuda itu jauh lebih muda darinya. Semoga dia juga kenal jubah St. Mungo yang sedang ia kenakan dalam misi ini.
interaksi dengan Ephraim Pickering 179+ ugNBSpC81-81-8
|
|
Wizards
IS OFFLINE
Years Old
STR 8
DEX 12
CON 14
INT 15
WIS 15
CHA 10
53 POSTS & 0 LIKES
House:
Hufflepuff
APPEARANCE
He looks like someone who become a soldier in a second world war from the German side, Aryan.
|
Post by Rhys Kelly on Jan 15, 2022 7:32:16 GMT 7
Medan dimana dia berjalan pun terasa tidak stabil, salah sedikit bisa-bisa justru buat tanah kembali bergerak dan terkuburlah semuanya. Angin akhirnya berhembus, beri kesejukan untuk Rhys yang mulai merasa kegerahan meskipun hampir terlambat ia akhirnya menyadari ada robekan perkamen terbang ke arahnya.
Ditangkapnya perkamen tersebut lalu mencoba membaca. Bahkan untuk apprentice mediwizard sekali pun tidak bisa menguraikan apa yang tertulis di dalamnya, mungkin harus bertanya pada GP di pusat medis terdekat, namun betapa bodohnya Rhys. Mana ada muggle menggunakan secarik perkamen disaat kertas begitu murah dan mudah didapat dan digunakan? Potongan perkamen tersebut diselipkan ke dalam tasnya. Ia bisa bertanya pada Pickering nanti, siapa tahu ada guna-guna atau malah menjadi petunjuk musibah ini.
Speak of the devil.
Setannya tampak dari kejauhan. Rambut jerami yang sama kotor warnanya dengan miliknya, bergerak menuju rumah yang belum terbawa bumi yang bergerak. Tubuhnya hendak bergerak menuju tempat yang sama sebelum akhirnya ia mendengar suara dari tempatnya berdiri.
Bulu kuduknya merinding saat ia menyadari bahwa sumber suara tepat berada di bawahnya, debris, tanah, potongan kayu, dan manusia. Rhys melipir dengan tongkat yang hanya terlihat pucuknya saja dari bawah lengan, selebihnya diselip pada bagian lengan kemeja linennya.
Ia merapal mantra.
Op-in
187+bi9Cgqg11-81-8
never pray to the gods that answer after dark
|
|
Wizards
IS OFFLINE
Years Old
STR 8
DEX 13
CON 13
INT 14
WIS 16
CHA 10
10 POSTS & 0 LIKES
House:
Hufflepuff
APPEARANCE
5"11'. 167.8 lbs. Dark Brown hair, short curly. Hazel eyes. Lean Fit. Neat facial hair. Sincere helpless smile. Sandalwood scent. Calming presence.
|
Post by Pegasus Cranfield on Jan 17, 2022 12:11:23 GMT 7
Dalton kembali berkutat dengan korban selepas memberi kabar barusan. Trauma membuat mereka bahkan kesulitan untuk bicara. Ia nyaris harus terus menerus membuat mereka tenang agar psikis mereka terselamatkan. You see, human mind is very unique. It's powerful yet fragile.
"Tidurlah, kau akan merasa lebih baik," ucapnya saat merapalkan sebuah mantra untuk menenangkan seorang pria yang baru saja datang. Ada cukup banyak tim medis yang bekerja dalam proses evakuasi ini. Namun ia ta dapat menyembunyikan kengerian akan rusaknya benak para korban dan secara tidak langsung melihat proses insiden berlangsung. Merasakan sakit mereka hanya sebagian kecil dari tanggung jawabnya. Di sisi lain, ia mendapati seseorang sedang berusaha menggali tanah tak jauh darinya. Ia dapat merasakan sakit lain yang bersumber dari sana. Di sebuah area insiden merasakan sakit seseorang secara spesifik memang agak sulit. Tapi ia yakin, korban itu masih bisa diselamatkan. "Hey, dig deeper," Dalton membantu dengan segera, menyingkirkan hambatan di sana. "Siapapun di bawah sana, dia masih hidup." Ia hanya berharap sebagai penyembuh dari lembaga sekelas St.Mungo dirinya dapat menyelamatkan sebanyak mungkin korban.
interaksi sama Rhys KellyAnggap kita kenal karena sama-sama kerja di St.Mungo? 189+ k2C0FtDW1-81-8
|
|